Pesan Belasungkawa
Ade
Juni 2019, saya dan anak bungsu saya-Asa pulang ke Indonesia untuk menjenguk orang tua dan saudara-saudara kami. Entah karena kondisi kesehatan Asa yang kurang baik dan ditambah proses adaptasi dengan kondisi di Indonesia, Asa jatuh sakit. Beberapa hari demam tinggi dan muntah. Obat dari dokter yang kami kunjungi tidak banyak membantu memperbaiki kondisinya. Akhirnya atas saran dari Dr. Ketty saya membawa Asa ke Medistra supaya bisa diobservasi. Dr. Ketty sendirilah yang menangani Asa. Setelah diberikan infus dan pengobatan lainnya, demam dan rasa sakitnya Asa mulai terkendali. Setelah beberapa hari tidak tidur, rasanya lega dan senang sekali melihat Asa bisa terlelap. Setelah itu saya baru tahu kalau sebenarnya dr. Ketty seharusnya sudah lepas jaga. Tetapi dia memilih untuk tinggal di RS agar bisa langsung memberikan perawatan untuk Asa. Saya tidak bisa menjelaskan bagaimana besarnya rasa terima kasih saya untuk dokter Ketty. Dia mengalahkan rasa cape dan penatnya demi menolong anak saya. Manusia yang sangat luar biasa. Tanggal 3 April 2020 adalah salah satu hari yang sangat kelam buat saya. Setelah seminggu berjuang melawan Covid, dr. Ketty berpulang ke Penciptanya. Begitu banyak orang yang bersedih dan merasa kehilangan dengan kepergiaannya. Sama seperti saya, orang-orang ini saya rasa adalah orang-orang yang pernah disentuh dengan kebaikan dr. Ketty semasa beliau hidup. Di mana pun beliau berada semangat menolongnya selalu hidup. Dalam keluarga besar suami saya, beliau adalah salah satu orang yang merekatkan ikatan kekeluargaan kami. Dr. Ketty bagaikan sebuah pohon. Ketika beliau hidup, dia memberikan naungan untuk banyak orang. Menanamkan benih-benih kebaikan dibanyak hati yang dia sentuh. Semoga bibit-bibit itu akan tumbuh menjadi banyak pohon kebaikan yang baru. Selamat jalan dr. Ketty. Sampai kita berjumpa lagi, kakakku
17 Jan 2021
Rudy K. Sultana - Adik kandung
Sosok Ketty di Mata Adik Kandungnya -- Ketty adalah anak kedua dan putri pertama dari Widjaya Sultana dan Siana Budiman. Kami 6 saudara kandung terpaut satu-dua tahun usia antara dua anak berurutan. Ayah bekerja sebagai guru sekolah dan ibu sebagai ibu rumah tangga yang hampir seumur hidupnya menyumbangkan waktu, pikiran, tenaganya, dan sering kali uang pribadinya pada kerja sosial. Dari penyuluhan PPKB, Pos Yandu, vaksinasi masal, sampai sekarang membuka dan mengajar di sekolah PAUD untuk 80an anak-anak yang orang tuanya berpenghasilan rendah atau tak menentu. Contoh ketekunan dan kemurahan hati ibu kami adalah warisan yang tak ternilai dalam pembentukkan watak kami. Ketty adalah satu-satunya anak yang mengikuti jejak ibu kami dengan memilih profesi sebagai dokter. Hampir seluruh hidupnya dipersembahkan untuk menyembuhkan pasien tanpa memilih-milih berdasarkan kelas sosial-ekonomi, usia, suku bangsa, maupun agama. Setiap pasien dapat perhatian sangat istimewa, seperti dia adalah satu-satunya pasien Ketty di dunia ini. Dengan penghasilan guru, hidup keluarga kami sangat lah terbatas secara finansial. Pengalaman hidup sulit membuat hati Ketty mudah luluh terhadap orang yang kurang beruntung. Trauma hidup serba kekurangan membuat Ketty selalu menyediakan makanan extra banyak dan berlebihan buat orang-orang yang dia sayangi. Kekayaan sensor cita rasa pada lidah dan pemciumannya membuat Ketty menjadi koki yang sangat piawai. Ketty memanjakan orang-orang yang dia sayang dengan makanan-makanan yang dimasak sendiri. Sebagai kakak perempuan tertua, Ketty adalah perekat kami saat kami bertikai, jadi pusat pertemuan keluarga saat kami bergembira merayakan hari-raya dan kesuksesan anggota keluarga besar kami. Sebagai dokter, pelayanan Ketty pada penyembuhan tidak berhenti saat pasien keluar dari rumah sakit. Banyak pasien masih membutuhkan rawat jalan. Meskipun letih, seusai dinas dari RS Medistra, Ketty melakukan safari-rawat-jalan mengunjungi pasien di rumah mereka. Betty adalah adik yang dengan setia mengantar Ketty safari. Setelah selesai safari Ketty selalu tertidur lelap di dalam mobil karena kecapean. Bila masih ada pasien yang membutuhkan kunjungan, Ketty tidak pernah ragu menggunakan hari liburnya dari dinas di RS Medistra. Dedikasi kami pada pelayanan tidak sampai separuhnya dari Ketty. Kami masih sering berkeluh kesah saat menemani Ketty memberikan pelayanan kesehatan. Sebagai seorang Ibu, di mata kami, Ketty adalah ibu yang sangat sabar pada keinginan dan kebutuhan ketiga anaknya: Maggy, Martin, dan Mei. Ketty mampu membalance profesi dan peran seorang ibu. Buktinya ketiga putra dan putri Ketty, yang disayangi sepenuh jiwanya, sudah menjadi anak muda yang mandiri, berbudi pekerti tinggi, dan sangat dermawan. Sebagai seorang anak Ketty sangat sayang pada mamih. Ketty selalu hadir dalam setiap acara tahunan yang penting bagi mamih; tidak pernah alpa mengurus kebutuhan obat untuk kesehatan sampai kebutuhan sehari-hari; tidak pernah lupa ajak mamih dan Betty dalam acara liburannya; Bahkan dalam keadaan sesak nafas di ICU pun Ketty masih menyempatkan menanyakan keadaan mamih yang juga menunjukkan gejala Covid saat itu. Punya separuh saja dari kerendahan hati, kebesaran jiwa, dedikasi, dan kedermawanan Ketty sudah akan membuat kami menjadi individu yang berbudi pekerti tinggi. Cuma dalam hitungan jam Covid melumpuhkan Ketty dari sesak nafas sampai intubasi untuk memasukkan ventilator di ICU RS Medistra. Cuma dalam hitungan hari akhirnya Covid merengut hidup Ketty yang masih sangat produktif, ceria penuh tawa, tempat kami mengadu saat senang dan susah. Kepergian Ketty meninggalkan lubang besar dan rasa kangen dalam hati kami π°. Selamat jalan pahlawanku, selamat jalan kakakku tercinta; akan ku simpan kenangan indah darimu dalam hati ku; akan ku coba teruskan dan amalkan nilai-nilai hidupmu. Terima kasih atas sayangmu pada kami semua. Sampai jumpa lagi di rumah Tuhan Yang Maha Pengasih nanti π.
10 Jan 2021
Dr. Diana Shanty, MARS
Kami berdua dekat karena sama2 mengisi waktu luang sore
9 Jan 2021
Layanan penambahan pesan belasungkawa saat ini sedang non-aktif.
Jika ingin mengirimkan pesan belasungkawa, silahkan kirim pesan ke