header image
Foto dr. Berkatnu Indrawan Janguk

dr. Berkatnu Indrawan Janguk πŸ’

dokter
Menjadi doker adalah impian dr. Berkatnu Indrawan Janguk sejak kecil, sebagaimana disampaikan kedua orang tuanya, Suriawan Pribandi dan Inriaty. Cita-cita itu akhirnya terwujud, namun dia meninggal di usia sangat muda, 28 tahun, sebagai salah satu dokter yang ada di garis depan melawan COVID-19.

Berkatnu diduga tertular dari salah satu pasien yang dirawatnya di RS Soewandhi Surabaya. Dia sempat dirawat selama tiga minggu sebelum akhirnya meninggal dunia pada 27 April 2020, di rumah sakit tempatnya bekerja selama ini. Dia dikuburkan dengan protokol COVID-19. Dua bulan kemudian, tepatnya pada 2 Juni, ayahnya menyusul sang putra.

Dokter muda ini dikenal teman-temannya sebagai sosok baik hati dan gemar menolong. "Ketika masa orientasi dan harus mengumpulkan beberapa barang, meski sudah malam dan dia sendiri belum mendapatkan semua barang, tetapi mau membantu teman. Dia sangat peduli pada masalah temannya," sebut dr Christo, salah satu di Fakultas Kedokteran Umum Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya.

"Sifatnya yang baik hati dan setia kawan membuat banyak orang menyayanginya." Ketika masih kuliah, Berkatnu Indrawan juga aktif di kegiatan keagamaan di kampusnya dan menjadi pembimbing bagi adik-adik angkatan.
dr Berkatnu Indrawan juga dikenal sebagai dokter yang sangat berdedikasi, seperti disampaikan sejawatnya, dr Angel SpEm. Berkatnu juga dikenal rela memberikan gajinya kepada pasien yang tidak mampu.

Namun, saat dia dinyatakan positif COVID-19 dan dirawat, keluarganya sempat mengalami penolakan dari warga sekitar. Bahkan, atas desakan warga, Ketua RT kemudian meminta keluarga Berkatnu pergi. Keluarga ini akhirnya dievakuasi dengan ambulan dan ditempatkan di Asrama BPSDM Provinsi Jawa Timur.

Bahkan, setelah Ibu Berkatnu dan saudaranya akhirnya dinyatakan negatif, mereka juga belum bisa kembali ke rumah sendiri. Mereka terpaksa harus menjalani isolasi mandiri di rumah kosong milik salah satu saudara mereka. Saudara dr Berkatnu Andika dan ibu Berkatnu Inriaty masih isolasi mandiri sampai tanggal 23 Juli.

Pesan Belasungkawa

Marco Filano, MD

Selamat Jalan Kak Indra...Terimakasih karena selalu menjadi sosok kakak yang baik dan pekerja keras saat pelayanan, contoh yg baik bagi kami semua adik2mu... Bahagia bersama Bapa di Surga. Amin πŸ™

19 Jan 2021

dr. Elsa Patricia

dr. Berkatnu, teman internsip bersama, dari sejak awal mengenal sampai sebelum kepergian, Berkat selalu menjadi teman yang baik, sabar, dan tempat teman2 nya mendapatkan solusi.. terlalu banyak hal yang kita lalui bersama untuk diceritakan satu per satu dan semuanya tidak akan pernah terlupakan meski kamu sudah tidak lagi disini..semangat kerjamu, dedikasimu, ketulusanmu dalam membantu sesama akan terus dikenang dan dijadikan contoh oleh siapapun yg mengenalmu kat..Terimakasih sudah berjuang dan menjadi panutan kami. Terimakasih sudah menjadi teman terbaik buat kami semua.. semoga istirahat dengan tenang di surga..sampai jumpa di lain waktu kat..God be with you forever..

1 Jan 2021

dr Emy Kusmiati FK UWKS

Meski tidak terlalu dekat, namun saya dan Indra sempat satu kelompok saat koass. Beberapa kali kami menjalani Stase yang sama meski berbeda waktu. Indra terkenal TIDAK PELIT dalam memberi ilmu. Semenjengkelkan apapun teman2nya saat koass, Indra adalah pribadi yang sabar dan taat aturan. Meski kami beda agama, tapi saya melihat ketulusan dia berbuat baik selama hidupnya itu karena Tuhan bukan karena imbalan atau balasan atau pujian. Indra... Sejawatku, tenang di sana yaaa... Saya tidak menyangka papamu juga terdampak pandemi ini. Semoga keluargamu selalu sehat terus. Aku akan terus mendoakanmu Ndra.

31 Des 2020